Selamat pagiiii..
Nah hari ini masih dalam suasana KKN-PPL saya di salah satu SMK swasta di Magelang. Saya duduk di salah satu sudut ruang guru dengan meja milik pak A yang penuh buku-buku ditambah dengan notebook saya yang berwarna pink ini. Di depan saya ada sebungkus kerupuk mentah yang entah mungkin oleh-oleh dari salah satu guru atas kepulangannya alias mudik. Suasana di ruang guru terlihat lenggang karena banyak guru yang punya acara di luar dan tentu saja bertugas mengajar. Hari ini kebetulan saya tidak ada jadwal mengajar, jadi waktu saya, saya pergunakan sebaik-baiknya dengan menulis sebuah kisah., yakni Kisah Hidup Chika.
Alkisah di suatu hari yang dingin ketika saya kembali ke rumah di Jogja minggu lalu, saya memasuki rumah yang sepi, "mungkin orang-orang rumah sedang pergi" pikir saya dalam hati. Ketika hendak memasuki kamar, saya bertemu dengan Chika, ia terlihat gembira dengan kehadiran saya. Saya hanya tersenyum sebentar sambil menyapanya lalu bergegas masuk ke kamar karena kelelahan. Keesokan harinya Chika terlihat berbeda, ia turun dari lantai dua rumah dengan agak tertatih-tatih,lalu saya bertanya padanya " Kamu kenapa Chika?" tetapi ia tidak menjawab, sepertiya ia agak keseleo, kaki sebelah kanannya terlihat diangkat ketika berjalan. Akhirnya saya yang merasa kasihan memijitnya dengan perlahan sembari berkata, "sini tak pijeti, kamu kenapa e?" dia masih saja diam namun pasrah ketika saya pijit. Tak berapa lama setelah saya pijit, ia merasa "feel better" dan sudah pulih seperti sedia kala, mungkin saya berbakat menjadi therapist, entahlah. Namun ada hal yang membuat saya jengkel, hari-hari berikutnya setelah ia sembuh ketika saya dekati dan saya panggil Chika selalu lari menjauh dari saya, itu sangat-sangat menjengkelkan ketika kamu tahu bahwa peliharaanmu tidak mempunyai rasa balas budi. Ya, peliharaan. Chika adalah seekor anjing berumur sekitar 3 tahun. Ia adalah anak dari pasangan Nono dan Nino generasi kedua. Sebelum masuk ke kisah hidup Chika, saya akan menceritakan silsilah keluarga Chika terlebih dahulu.
Tahun 2006 adik lelaki saya memutuskan untuk membeli seekor anjing jantan abal-abal, ia beri nama Nono kependekan dari Bruno , setahun kemudian ia putuskan untuk membeli anjing jantan lagi yang lebih lucu, ia beri nama Momo kependekan dari Mohawk karena rambutnya agak panjang dan bisa dimohawk jika diberi gel, dan tak berapa lama ia memutuskan untuk membeli anjing betina sangar keturunan German Sepherd, ia beri nama Nino yang diilhami dari artis lelaki Nino Fernandez padahal Nino itu betina, ya biarkanlah adek saya yang kala itu masih kecil mengasah kreatifitasnya sendiri. Oke, dari sinilah muncul generasi pertama. Saya lupa Nono dan Nino dinikahkan kapan oleh adek saya, tapi yang jelas mereka lalu punya anak banyak yang ketika itu dikasih-kasihan pada orang lain sehingga hanya tersisa Shiro dan Gendut. Shiro adalah jantan berwarna putih dan Gendut adalah betina berwarna coklat yang sangat imut. 6 bulan setelahnya lahir kembai anak-anak generasi kedua. Salah satunya yang disisakan dirumah adalah Chika. Perlu diketahui, Chika adalah anjing jantan bernama asli Chiko, asal mulanya nama itu diberikan oleh adek saya juga karena melihat artis ganteng yang sampai saat ini masih booming, yakni Chiko Jerico. Oya sudah cerita tentang silsilah keluarga Chika,bagaimana dengan Momo? ya Momo, si Mohawk yang berwarna coklat dan berbadan bongsor akhirnya jatuh cinta dengan Gendut, mereka menikah dan sempat memiliki anak namun keguguran, pada akhirnya anak yang tersisa adalah 1 jantan yang bernama Unyil. Nah, Unyil ini adalah yang terkecil di rumah sehingga menjadi kesayangan penghuni rumah, namun sayang sekali ia bergaul dengan anjing yang salah
.
Yap, inilah kisah hidup Chika di mulai. Ketika Chika yang masih kecil, ia tumbuh menjadi anjing yang lucu, tentu saja masih dengan panggilan jantannya "Chiko". Saya lupa pada akhirnya nama Chika itu diberikan ibu saya sejak kapan, yang jelas saya jadi ketularan memanggil dia Chika ketika tanda-tanda kewanitaannya terlihat. Dari sekian keluarga anjing yang ada di rumah saya, hanya Chika yang memiliki kebiasaan aneh, yakni suka menjerit jika dibully oleh anjing-anjing yang lebih besar darinya, yang paling suka membully adalah si Momo dan bapaknya sendiri, Nono. Dia sealau saja terpojok manakala dibully dan pasti berteriak-teriak seperti wanita, saya sampai bingung menarasikan teriakan anjing jantan yang kewanita-wanitaan itu bagaimana. Pokoknya jijik bangetlah!!. Nah dari situ saya yang pada mulanya tidak terima Chiko dipanggil Chika oleh ibu saya menjadi ikut-ikutan dengan memanggilnya Chika. Nampaknya dia cukup suka dengan nama panggilan Chika karena setiap kali saya panggil ekornya bergoyang-goyang dan badannya digelundung-gelundungkaan, sungguh jijik tapi menyenangkan. You must believe it that my dog is banci. That my dog is banci *diulang biar asik*. Chika is the banciest dog you've ever seen in the world. Oke lanjut dengan kisah hidup Chika. Dia akhirnya tumbuh menjadi seseekor binatang jantan yang kewanita-wanitaan dan dia menjadi influence paling buruk untuk Unyil. Tahukah kamu apa yang terjadi dengan Unyil yang lucu ini??
Sebelumnya, perlu kalian ketahui bahwa betina yang ada berarti hanya Nino dan Gendut yang artinya bahwa mereka sudah tidak lajang lagi. Sementara itu, belum lama ini Nino kabur dari rumah yang sepertinya gara-gara ketakutan dengan kedatangan penghuni baru yakni om saya. Ya, Nino was disappear. Lagian kalau misalnya Nino masih ada, mana mungkin dia mau sama Chika yang anaknya sendiri. Pada akhirnya di rumah hanya tersisa Momo, Gendut, Nono, Shiro, Chika, dan Unyil. Chika yang selalu ditindas oleh anjing-anjing lain akhirnya memutuskan untuk berteman dengan Unyil, mereka mungkin hampir bisa disebut sebagai "Kanca Kenthel". Kemana-mana selalu berdua, terbully juga berdua, pokoknya berdua deh. Nah yang gawat adalah Chika mengajarkan hal yang buruk pada Unyil, selain Chiko adalah banci, ia juga adalah, yang mana selain suka pada lain jenis juga suka pada sesama jenis. Saya rasa hal ini mungkin karena keadaan yang membuat ia harus begitu, ya kan tidak ada betina lain kecuali Gendut yang sudah pasti milik Momo seorang. Saya ini sudah sering menasehati Unyil agar tidak dekat-dekat dengan Chika, tapi sulit sekali membuat Unyil mengerti, ya mungkin karena hanya Chika teman satu-satunya dan boneka yang biasa untuk rebutan diantara mereka. Sesungguhnya hal memuakkan adalah ketika mereka sedang bercengkrama berdua dan terkadang Unyil ikut-ikutan berteriak seperti wanita kesetanan ketika dibully oleh bapaknya sendiri 'Momo'. Tetapi, sekarang entah ini patut bersedih atau berbahagia, Unyil telah tiada, ternyata ia tidak berumur panjang. Tepat satu tahun seteah kelahirannya yakni 22 Desember 2012, ia meninggal karena tekanan batin menjadi anjing sebatang kara. Ya, Gendut sudah mati duluan karena setelah melahirkan anaknya mati semua ia jadi stres. Kalau Momo mati karena memang memiliki penyakit sejak lama gara-gara dia nyolong wafer rasa coklat setoples, anjing kan ga boleh makan coklat *seriously*. Pada akhirnya kini yang tersisa adalah Nono, Shiro dan Chika, iya Chika, hingga kini dia masih tetap saja Chika dan nyebelin apalagi setelah keseleo kemarin dia menjadi durhaka pada saya.
Sekian kisah hidup Chika, mungkin akan terus berlanjut entah sampai kapan saya tidak peduli. Saya hanya senang dan tertawa sampai perut sakit ketika memanggil "Chikaaaaaaaaaaa Chikaaaaaaaaaa" dan ia masih dengan tingkah lakunya yang kegirangan mendengar namanya dipanggil. Sampai bertemu lagi pada kisah-kisah berikutnya. Saya mau ngeteh dulu sama makan snack mumpung sudah diantar ke ruang guru nih jatahnya, hahaha :D
Salam dingin.
Magelang, 3 hari sebelum HUT RI ke-68
Cheeers ;)))))
oya, ini saya dan Chiko yang masih belum menjadi Chika tiga tahun yang lalu
Kalau ini Chika dan Nono yang saya kasih kue tart guna ikut merayakan ulang tahun adek lelaki saya.
Salam dingin lagiiiiiii :D
Komentar
Posting Komentar
Terimakasih untuk comment-commentnya, semoga tulisan saya bermanfaat, Salam Sukses, sehat selalu!!