Memaknai Hidup, tidak cukup hanya sekelebat mata memandang ;) *ting


    Semangat pagi \(^-^)/

Teman-teman, kali ini saya mau berbagi sedikit kisah nih, dari buku yang saya beli di BookFest dalam rangka Dies natalies UNY 2012 yang diselenggarakan di GOR UNY pada tanggal 8 Mei-14 Mei 2012.
Judul Bukunya “ Mendengarkan Suara hati” Oleh Vanny Chrisma W. Diterbitkan oleh Garailmu. Dan saya beli dengan harga *20.000 dapat 3 buku* :O  .Sepertinya ungkapan “ Don’t judge a book by it’s cover” itu sangat mengena tentang buku ini. Mari saya mulai dari kisah pertama. :)

  1. Menerima Orang Lain Apa Adanya

Seorang pelajar yang baru pulang dari medan perang menelepon orang tuanya dirumah. Orangtuanya begitu senang mendengar bahwa anaknya telah kembali. Mereka segera menyuruh pemuda itu untuk pulang ke rumah. Pemuda itu pun sudah tidak sabar lagi untuk berkumpul kembali dengan keluarganya setelah berbulan-bulan lamanya ia harus berada di negara lain untuk berperang.

Pemuda itu menanyakan pada orangtuanya apakah ia boleh membawa sahabatnya untuk tinggal bersama mereka. Orangtuanya setuju saja, lagipula mereka masih punya satu kamar ekstra di rumah. Satu orang tentunya tidak akan begitu merepotkan.

“Tetapi sahabatku itu cacat, Ia hanya memiliki satu lengan dan satu kaki saja.” Demikian si pemuda itu memberi penjelasan agar orangtuanya tidak terkejut nantinya.

Mendengar hal itu, orangtuanya mengurungkan niat. Mereka mencoba memberi penjelasan pada putranya. “ Tidakkah sebaiknya kita membawa temanmu itu ke panti perawatan korban perang? Kita akan kerepotan mengurus segala keperluannya nanti. Sudahlah, sebaiknya kamu segera pulang saja. Kami sudah sangat merindukanmu. Besok pagi kami akan segera menjemputmu. Dimana kamu tinggal sekarang?”
mendengar jawaban orangtuanya, pemuda itu memberikan alamat hotelnya dan menutup telepon dengan kecewa.

Keesokan harinya, orangtua pemuda itu menjemputnya di hotel dan menemukan bahwa pemuda itu telah bunuh diri dengan cara menjatuhkan dirinya lewat jendela. Setelah melihat mayat putranya, betapa hancur hati mereka mengetahui bahwa ternyata putranya itu hanya memiliki satu lengan dan satu kaki.


Disability symbol


Nb: Mengasihi adalah menerima orang lain apa adanya tanpa syarat

          2. Aku Pernah Datang dan Aku Sangat Patuh

Kisah ini tentang seorang gadis kecil yang cantik yang memiliki sepasang bola mata yang indah dan hati yang lugu serta polos. Dia adalah seorang yatim piatu dan hanya sempat hidup di dunia ini selama delapan tahun. Kisah yang sangat luar biasa ini dimulai ketika ia baru lahir.Ia tidak tidak mengetahui orangtua kandungnya, ia hanya memiliki seorang papa yang mengadopsinya. Papanya berumur 30 tahun yang bertempat tinggal di Provinsi She Cuan, Kecamatan Suang Liu, kota Sang Xin Zhen Yun Ya Chur Er Cu.

Pada tanggal 30 November 1996 ( 20 Bulan 10 Imlek), adalah saat di mana papa menemukan anak kecil tersebut di atas hamparan rumput. Di sanalah papanya menemukan seorang bayi kecil yang sedang kedinginan. Pada saat menemukan anak ini, di dadanya terdapat selembar kartu kecil bertuliskan “20 November jam 12”. Melihat anak kecil ini menangis dengan suara tangisannya sudah mulai melemah, papanya berpikir kalau tidak ada orang yang memperhatikannya, maka kapan saja bayi ini bisa meninggal. Dengan berat hati papanya memeluk bayi tersebut. Kemudian  papanya memberikan dia nama Yu Yuan.

Ditengah ketakutan dan kecemasan papanya, Yu Yuan pelan-pelan tumbuh dewasa. Yu Yuan yang hidup dalam kesusahan memang luar biasa. Mulai dari umur 5 tahun, dia sudah membantu papa mengerjakan pekerjaan rumah, mencuci baju, memasak nasi, dan memotong rumput. Setiap hal dia kerjakan dengan baik. Dia sadar bahwa dirinya berbeda dengan anak-anak lainnya. Anak lain memiliki sepasang orangtua, sementara dia hanya memiliki seorang papa. Dia harus menjadi seorang anak yang penurut dan tidak boleh membuat papa menjadi sedih dan marah. Pada saat dia masuk sekolah dasar, dia sendiri sangat mengerti harus giat belajar dan menjadi juara di sekolah. Inilah yang membuat papanya yang tidak berpendidikan menjadi bangga di desanya.

Pada suatu pagi, Yu Yuan sedang mencuci muka, dari hidungnya keluar darah terus menerus. Karena tidak bisa dihentikan, akhirnya Yu Yuan dibawa ke Puskesmas Desa. Tetapi sayangnya dari bekas suntikan itu rupanya juga mengeluarkan darah. Di pahanya mulai bermunculan bintik-bintik merah. Dokter menyarankan sang papa untuk membawa Yu Yuan ke rumah sakit. Begitu tiba di rumah sakit, Yu Yuan tidak mendapat nomor karena antrian sudah panjang. Darah yang keluar dari hidungnya bagaikan air yang terus mengalir. Dokter yang melihat keadaan ini cepat –cepat membawa Yu Yuan untuk diperiksa, dokter manyatakan Yu Yuan terkena Leukimia ganas. Pengobatan penyakit tersebut sangat mahal dan memerlukan biaya sebesar 300.000 dollar. Papanya mulai cemas melihat anaknya yang terbaring lemah di ranjang. Ia meminjam uang ke sanak saudarnya dan teman, tapi hasilnya tak seberapa. Ia pun memutuskan untuk menjual rumah yang merupakan harta satu-satunya. Tapi, karena rumahnya terlalu kumuh, dalam waktu yang singkat tidak bisa menemukan seorang pembeli. Melihat mata papanya yang sedih dan pipi yang kian hari kian kurus, dalam hati Yu Yuan merasa sedih.
Yu Yuan menarik tangan papanya. Air mata pun mengalir. Dia pun berkata, “ papa, saya ingin mati.”
Papanya dengan pandangan kaget melihat Yu Yuan. “ kamu baru berumur 8 tahun kenapa mau mati?”
Yu Yuan menjawab “ Saya adalah anak yang dipungut. Semua orang berkata nyawa saya tak berharga, tidaklah cocok dengan penyakit ini. Biarlah saya keluar dari rumah sakit ini.”

Lalu, pada tanggal 18 Juni, Yu Yuan mewakili papanya yang tidak mengenal huruf, menandatangain surat keterangan pelepasan perawatan. Anak yang berumur 8 tahun itu pun mengatur segala sesuatu yang berhubungan dengan pemakamannya sendiri. Hari itu juga setelah pulang ke rumah, Yu Yuan yang sejak kecil tidak pernah memiliki permintaan, meminta dua permohonan kepada papanya. Dia ingin memakai baju baru dan berfoto. Yu Yuan berkata pada papanya, “ Setelah saya tidak ada, kalau papa merindukan saya, lihatlah foto ini

Di tempat yang berbeda, ada seorang wartawan yang bernama Chuan Yuan yang bekerja di surat kabar Cheng Du Wan Bao, yang mengetahui keadaan Yu Yuan dari rumah sakit, membuat berita tentang  Yu Yuan secara detail dan menyebarkannya ke seluruh kota Rong Cheng tentang anak berumur 8 tahun yang mengatur pemakamannya sendiri. Banyak orang yang tergugah dengan berita tersebut hingga dalam waktu 10 hari terkumpulah dana sebanyak 560.000 dollar.  Biaya operasi pun tercukupi.
Pada tanggal 21 Juni, Yu Yuan menerima pengobatan. Dokter yang menangani dia, Shii Min berkata dalam perjalanan proses terapi akan mendatangkan mual yang sangat hebat. Pada permulaan terapi Yu Yuan sering kali muntah, tapi dia tidak pernah mengeluh. Banyak masyarakat yang menjenguk dan menanyakan kabar Yu Yuan dari e-mail. Semua orang berharap kesembuhannya. 

Lalu pada tanggal 20 Agustus, fisik Yu Yuan semakin lemah karena efek obat terapi, selain itu pendarahan pada pencernaannya yang semakin memburuk hingga dia hanya menerima asupan makanan dari infus.

Yu Yuan bertanya pada wartawan Fu Yuan “ Tante, kenapa mereka mau menyumbang dana untuk saya?”

Wartawan tersebut menjawab, “ Karena mereka semua adalah orang yang baik hati. “

Yu Yuan kemudian berkata, “ Tante, saya juga mau menjadi orang yang baik hati.”

Wartawan itu menjawab “ Kamu memang orang yang baik. Orang baik harus selalu membantu agar bisa berubah menjadi semakin baik.”

Lalu dari bawah bantal tidurnya, Yu Yuan mengambil sebuah buku dan diberikan kepada Fu Yuan. “Tante ini adalah surat wasiat saya.”

Fu Yuan kaget sekali. Ia membuka dan melihat surat tersebut. Ternyata Yu Yuan telah mengatur tentang pemakamannya sendiri. Ini adalah seorang anak berusia 8 tahun yang sedang berhadapan dengan kematian dan diatas ranjang menuliskan 3 halaman surat wasiat yang dibagi menjadi 6 bagian, dengan pembukaan tante Fu Yuan dan diakhiri dengan selamat tinggal tante Fu Yuan. 
Dia juga mengucapkan terimakasih kepada orang-orang yang memperhatikan dia lewat surat kabar. “ Sampai jumpa tante. Kita berjumpa lagi dalam mimpi. Tolong jaga papa saya. Dan, sedikit dari dana pengobatan ini bisa dibagikan kepada sekolah saya. Dan, katakan ini juga pada pemimpin palang merah. Setelah saya meninggal, biaya pengobatan itu dibagikan kepada orang-orang yang sakit seperti saya. Biar mereka lekas sembuh.” Surat wasiat ini membuat Fu yuan tidak bisa menahan tangis yang membasahi pipinya.

Pada tanggal 22 Agustus, karena pendarahan yang dialami pada pencernaannya selama 1 bulan yang semakin hebat.  Yu Yuan akhirnya meninggal dengan tenang. Dokter dan perawat pun ikut menangis. Di kecamatan She Chuan, sebuah e-mail pun dipenuhi tangisan mengantar kepergiannya. Karangan bunga pun membumbung setinggi gunung. 
Ada seorang pemuda yang berkata pelan “ Anak kecil, kamulah sebenarnya adalah malaikat kecil di atas langit. Kepakkanlah kedua sayapmu. Terbanglah ....!”

Pada tanggal 26 Agustus, pemakaman Yu yuan dilaksanakan saat hujan gerimis. Di depan rumah duka banyak orang-orang yang berdiri dan emnagis mengantar kepergiannya. Di depan kuburanya terdapat selembar foto Yu Yuan yang sedang tertawa. Diatas batu nisan tertulis “ Aku pernah datang dan aku sangat patuh. 30 November 1996-22 Agustus 2005.” Dan dibelakangnya terukir riwayat singkat hidup Yu Yuan.

Sesuai pesan Yu Yuan, sisa dana sebesar 540.000 dollar tersebut disumbangkan kepada 6 anak penderita leukimia lainnya yakni Shii Li, Huang Zhi Qiang, Liu Ling Lu, Zhang Yu Jie, Gao Jian, dan Wang Jie. Mereka berasal dari keluarga tidak mampu dan tengah berjuang melawan kematian. Pada tanggal 24 September, anak pertama yang menerima bantuan dari Yu yuan berhasil melakukan operasi. Senyuman yang mengembang pun terlukis di raut wajah anak tersebut.
“saya telah menerima bantuan dari kehidupan anda. Terimakasih adik Yu Yuan. Kamu pasti sedang melihat kami di atas sana. Jangan risau, kelak di batu nisan kami juga akan terukir kata-kata, ‘ aku pernah datang dan aku sangat patuh’ .”


Nb: Setelah selesai membaca cerita ini, Amel menangis bombay :’>
(-___-“)

       3Selembar Kertas Putih

Ada seorang anak yang suka mencari-cari kesalahan. Dengan cekatan dia  akan mampu menunjukkan kesalahan teman-teman dan orangtuanya. Bahkan jika ada sesuatu terjadi pada dirinya, maka ia menyalahkan teman dan orangtuanya.

“ Aku jatuh karena ayah meletakkan ember di sembarang tempat,” kata anak itu kepada ayahnya saat dia terjatuh dari kamar mandi.

“ Kamu mengalami musibah ini karena kamu tidak berhati-hati, ‘ kata anak itu kepada anak lain yang terkilir kakinya.

Pada suatu hari, anak itu berjalan-jalan di pinggir hutan. Matanya tertuju pada sekelompok lebah yang mengerumuni sarangnya. “ Wah madu lebah itu pasti sangat manis,. Aku akan mengambilnya. Aku akan mengusir lebah-lebah itu!” Ia pun mengambil sebuah galah dan menyodok sarang lebah itu dengan keras. Ribuan lebah merasa terusik dan menyerang anak itu. Melihat binatang kecil yang begitu banyak, anak itu lari terbirit-birit.  Lebah-lebah itu tidak membiarkan musuhnya lari begitu saja. Satu....dua... tiga, lebah-lebah itu menghajar dengan sengatan.
“ Aduh,! Tolong!”. Byuur!! Anak itu mencemburkan dirinya ke sungai. Tak lama kemudian, lebah-lebah itu pergi meninggalkan anak itu yang kesakitan.

“ Mengapa ayah tidak menolongku? Jika ayah sayang padaku, pasti sudah berusaha menyelamatkanku. Semua ini salah ayah!” Ayahnya diam sejenak lalu mengambil kertas putih.

“ Anakku, apa yang kamu lihat dari kertas ini?” tanya sang ayah

“Itu hanya kertas putih, tidak ada gambarnya,”  jawab anak itu

Lalu ayahnya menorehkan sebuah titik berwarna hitam.

“ Apa yang kamu lihat dari kertas ini sekarang?” tanya sang ayah lagi

“ Ada gambar titik hitam di kertas putih itu” jawab anak itu.

“ Anakku, mengapa kamu hanya melihat satu titik hitam pada kertas putih ini? Padahal, sebagian besar kertas ini berwarna putih. Betapa mudahnya kamu melihat kesalahan ayah padahal masih banyak hal baik yang telah ayah lakukan padamu.”

Ayahnya berjalan pergi meninggalkan anaknya yang duduk termenung.


NB: Introspeksi diri serta memandang suatu masalah dari kedua sisi yakni sisi baik dan sisi buruknya akan membuat kita semakin bijaksana, seperti pepatah ‘gajah di pelupuk mata tidak tampak, tapi semut di seberang lautan tampak’

         4.  Hidup Adalah Pilihan

Ada 2 buah bibit tanaman yang terhampar di sebuah ladang yang subur. Bibit yang pertama berkata, “ Aku ingin tumbuh besar. Aku ingin menjejakkan akarku dalam-dalam di tanah ini dan menjulangkan tunas-tunasku di atas kerasnya tanah ini. Aku ingin membentangkan semua tunasku untuk menyampaikan salam hangat musim semi. Aku ingin merasakan kehangatan matahari dan kelembutan embun pagi di pucuk-pucuk daunku.”

Dan bibit itu tumbuh makin menjulang. Bibit yang kedua bergumam, “ Aku takut. Jika kutanamkan akarku ke dalam tanah ini, aku tak tahu, apa yang akan kutemui di bawah sana. Bukankah di sana sangat gelap? Dan, jika kuteroboskan tunasku ke atas, bukankah nanti keindahan tunas-tunasku akan hilang? Tunasku ini pasti akan terkoyak. Apa yang akanj terjadi jika tunasku terbuka dan siput-siput mencoba untuk memakannya? Dan pasti aku akan tumbuh merekah, semua anak kecil berusaha untuk mencabutku dari tanah. Tidak, akan lebih baik jika aku menunggu sampai semuanya aman.”

Dan bibit itupun menunggu dalam kesendirian. Beberapa pekan kemudian, seekor ayam mengais tanah itu, menemukan bibit yang kedua tadi dan mencaploknya.


NB: Selalu saja ada pilihan dalam hidup. Namun, seringkali kita berada dalam kepesimisan, kengerian,. Keraguan, dan kebimbangan yang kita ciptakan sendiri sehingga kita sering takut untuk melangkah. Karena hidup adalah pilihan, maka hadapilah itu dengan gagah. Karena hidup adalah pilihan, maka, memilihlah dengan bijak.

         5. Kesombongan si Pendoa


Sebuah kapal karam diterjang badai hebat. Hanya dua lelaki yang bisa menyelamatkan diri dan berenang ke pulau kecil yang gersang. Dua orang yang selamat itu tak tahu apa yang harus dilakukan kecuali berdoa. Untuk mengetahui doa siapakah yang paling dikabulkan. Mereka sepakat membagi pulau kecil itu menjadi dua dan mereka tinggal berseberangan.

Doa pertama, mereka memohon diturunkan makanan. Esok harinya, lelaki ke satu melihat sebuah pohon penuh buah-buahan tumbuh di sisi tempat tinggalnya. Sedangkan di daerah tempat tinggal lelaki yang lainnya tetap kosong.

Seminggu kemudian. Lelaki ke satu merasa kesepian dan memutuskan berdoa agar diberikan istri keesokan harinya, ada kapal karam dan satu-satunya penumpang yang selamat adalah seorang wanita yang terdampar di sisi pulau tempat lelaki ke satu tinggal. Sedangkan di sisi tempat tinggal lelaki ke dua saja tidak ada apa-apanya.

Segera saja, lelaki pertama berdoa memohon rumah, pakaian, dan makanan. Keesokan harinya seperti keajaiban, semua yang diminta hadir untuknya. Sedangkan lelaki yang ke dua tetap saja tidak mendapatkan apa-apa. Akhirnya lelaki ke satu ini berdoa meminta kapal agar ia dan istrinya dapat meninbggalkna pulau itu. Pagi hari mereka menemukan kapal tertambat di sisi pantainya. Segera saja lelaki ke satu dan istrinya naik ke atas kapal dan siap-siap berlayar meninggalkan pulau itu. Ia pun memutuskan meninggalkan lelaki ke dua yang tinggal di sisi lain pulau. Menurutnya, lelaki kedua itu tidak pantas menerima berkah tersebut karena doa-doanya tak pernah terkabulkan.

Begitu kapalnya siap berangkat, lelaki pertama mendengar suara dari langit, “ hai mengapa engkau meninggalkan rekanmu yang ada di pulau ini? “

“ Berkahku hanya milikku sendiri, hanya karena doakulah yang dikabulkan, doa temanku itu tak satupun dikabulkan. Maka tak pantas mendapatkan apa-apa.” jawab lelaki pertama

“ Kau salah!” suara itu membahana.

“ Tahukah kau bahwa rekanmu itu hanya memiliki satu doa. Dan semua doanya terkabulkan. Bila tidak, maka kau tidak akan mendapatkan apa-apa.”

Lelaki pertama itu bertanya “ Doa macam apa yang ia panjatkan sehingga aku harus berhutang atas semua ini padanya? “

“ Ia berdoa agar semua doamu dikabulkan.” Jawab suara itu.


NB: Kadang banyak pengorbanan oranglain yang tidak terlihat untuk kita. Lebih pekalah terhadap kebaikan oranglain bukan kebaikan kita.

Sekian beberapa kisah yang dapat saya bagi buat kalian. Pegel juga ngetiknya :V hoho
Oya ada beberapa yang agak dirubah karena kehematan penulisan dan tata eja bahasa yang baik dan benar *sok sok an.
Karena memaknai hidup tidak cukup hanya sekelebat mata memandang ;) *ting
Haha see you,
soon :*

Komentar

  1. aku mrinding mbaca yg cerita kedua..
    kalo crita yg prtama ud sering baca di postingan org mel..unconditonal love >.<

    BalasHapus
  2. iya kan, yang kedua itu sampe termehek-mehek aku, wkwkw :P
    tapi sesuatu lah, banyak yg kita ga tau sebenernya :))

    BalasHapus

Posting Komentar

Terimakasih untuk comment-commentnya, semoga tulisan saya bermanfaat, Salam Sukses, sehat selalu!!