Jeritan Mereka yang telah mati / Pahlawan kemerdekaan (Sebuah Karangan Untuk Indonesia *memperingati HUT RI ke- 66)


Tak terasa telah berpuluh tahun lamanya Ia mencoba bangkit
Tak sedikitpun gentar akan caci maki
Komponen akan penyatunya tetap kuat
Walau banyak yang mencoba mematahkannya
Satu persatu mereka tumbang
Satu persatu mereka tumbuh kembali
Reinkarnasi akan jiwa yang terus berkobar
Jiwa yang raganya telah mati

Tak banyak yang tahu akan keteguhan mereka
Tak banyak yang menyelami akan tetes keringat mereka
Tapi kini mereka telah tersenyum
Mereka telah tidur dalam dekap Tuhan dengan damai

Namun akhir akhir ini ada yang mengusik mereka
Membuat jiwa yang menyala menjadi bimbang
Mereka bertanya kepada jiwa yang baru
Tidak malukah kamu?
Menyia-nyiakan setiap nafas kami dahulu
Masih punya mukakah kamu?
Tumpuan harapan kami, yang kerjaannya hanya ongkang-ongkang kaki
Padahal dulu kami tidak begitu
Semiskin apapun kehidupan kami, kami tidaklah miskin
Sebodoh apapun kami, kami tidaklah bodoh
Bahkan kami rela meninggalkan orang-orang yang kami cintai
Hanya demi Ia...
Membantu Ia yang terjajah
Membantu Ia yang lumpuh dan terbungkam
Peluh yang telah kami teteskan, didalamnya terdapat harapan
Agar Ia bebas, agar Ia merdeka
Walau raga kami harus dipertaruhkan demi Ia
Tapi kami bangga, dan kami dapat tertidur dengan tenang

Tapi tiba-tiba kami mendengar Ia tersakiti lagi
Ia meronta menahan perih karena penuh luka
Ia bercerita pada kami
Raganya kini penuh lebam, batinnya kini menahan siksa
Ia kesakitan, Ia terus menangis
Katanya, para jiwa baru yang Ia beri kepercayaan menghianatinya
Jiwa baru yang Ia beri tumpangan saling bertengkar satu sama lain
Padahal sudah tidak ada penjajah
Padahal sudah tidak harus berperang
Tapi jiwa baru yang hadir malah saling berperang
Jiwa baru yang hidup malah menjajah tanahnya sendiri
Ia kuwalahan, Ia pusing tingkat dewa *eh :p
Ia menangis dan terus menangis, tanpa bersuara
Atau mereka saja yang tidak pernah mendengar?
Mereka terus menutup telinga
Dan akankah mereka menyadarinya?
Sampai kapan Ia harus menahan siksa
Sampai kapan Ia akan benar-benar terbebas
Haruskah kami disini bangkit kembali
Hanya untuk menyadarkan mereka yang masih bernyawa



(Sebuah Karangan untuk Indonesia *memperingati HUT RI ke- 66)

Komentar