Temaram lampu kota menyinari kesepian langkah bayang-bayangku
Derap kaki kuayunkan seiring detak jantungku
Meratapi kebohongan malam, dan kediaman bintang-bintang
Sementara mulutku terkatup, aku terus melangkah.
Sambil merenung , mataku berpikir
Ah sial, kenapa harus bertemu dia
Bodoh! lagi-lagi jantungku berdesir kuat
Seharusnya tak perlu aku menemuinya
Penipu ulung yang pandai bersilat lidah
Tersenyum manis seolah itu memang senyumannya
Memberi perhatian tapi tidak ‘memberikan'
Oh benar-benar serampangan!
Kenapa otakku tak mau berhenti memikirkannnya? Dan perasaanku tak mau berhenti menyelaminya.
Padahal ia telah menusuk kelemahan jiwaku, merobeknya dan memecahkannya hingga darah mengalir deras.
Sungguh serampangan!
Malampun semakin menusuk persendian, dan bintang - bintang seakan meredup
Sementara itu kakiku tak mau berhenti berderap, seketika air mata terjatuh
Menetes hangat ditengah dinginnya malam yang sepi
Mengalir deras dan semakin deras menyaingi degup jantung ini
Silahkan saja kamu tertawa dengan kebahagiaanmu kini
Maafkan aku yang picik, tapi takdir Tuhan kali ini sungguh menyakitkan
Perlu berapa senyuman lagi untuk membuatku tersenyum?Entahlah
Lalu,
Bersama deru angin yang memekakkan telinga, aku terus berjalan
Cerita Serampangan, by:amelmatur nuwun :)
salam \m/
<Photo 1>
Komentar
Posting Komentar
Terimakasih untuk comment-commentnya, semoga tulisan saya bermanfaat, Salam Sukses, sehat selalu!!