Perjalanan Seorang Biasa (Sedikit Selentingan untuk Mereka )




Hari Senin

Aku berlari menyusuri keramaian kota yang penuh sesak akan masalah yang saling bertumpuk.
Orang – orang itu MEMANDANGku,  MENILAIku,  MENAMPARku dengan tatapan – tatapannya.
ah, biarlah, toh mereka hidup dalam kesakitan mereka sendiri.

Hari Selasa

Kembali aku melewati tempat ini. Masih dengan berlari dan sedikit kegundahan. Masih diiringi tatapan – tatapan mereka.
“ APA? ” teriakku pada mereka.
Mereka hanya memandangku dan melongo saja, seperti manusia yang telah di cabut nyawanya.

Hari Rabu

Kali ini aku pun masih berlari, namun temponya kuperlambat.
Masih dengan tatapan yang sama, mereka MENEKANku. Kesabaranku mulai habis, tanpa kusadari aku meluap.
“ Apa yang kalian pandangi, apa yang kalian pojokan? Apa hah?, memangnya kalian Tuhan Yang Maha Sempurna, Maha Besar, sehingga kalian merasa paling kuasa. Tidakah kalian pikir Tuhan bisa marah dengan cara kalian yang picik, pikirkan kawan! ”. teriakku melengking hingga aku pun mendengar suara ku yang menggema.
Kuderapkan kakiku menjauhi mereka.
. . . .

Hari Kamis

Kali ini aku tidak berlari. Kucoba memperlambat lajuku. Kupandangi satu persatu dari mereka.
Oh begitu rupanya, mereka pun sama sepertiku, memiliki tangan yang BIASA, kaki yang BIASA, mata yang BIASA, mulut yang BIASA, rambut, badan, hidungpun BIASA.

Lalu apa yang mereka Banggakan, yang mereka Agungkan? Apakah lapisan indah yang membalut tubuh mereka? Barang – barang berharga di sekeliling mereka? Tempat tinggal Yang menjulang megah seolah itu adalah SURGA?

Itu yang mereka banggakan hah? Senangkah mereka dengan semua yang mereka miliki? Yang mereka pikir mereka dapatkan dari jerih payahnya SENDIRI. Pemikiran bodoh.

Haha
Aku hanya bisa tertawa dalam hati.

Hari Jumat

Aku memutuskan untuk beristirahat dari mereka, aku lelah, aku hanya seorang biasa, tentu aku dapat merasakan sakit.Lembayung perasaanku sedang terluka atas PENEKANAN mereka padaku.
Aku ingin mendekat pada kekasihku dulu, Tuhanku Yang Maha.

Hari Sabtu

Lagi – lagi dengan sangat terpaksa aku harus melewati tempat ini. Kota yang ramai, penuh sesak akan kepayahan dunia.
Aku berjalan perlahan, melihat sekeliling, mengambil nafas.

Tapi

Oh lihat, ada yang berbeda, tak ada orang – orang itu. Tak ada lapisan yang membalut tubuh mereka yang menyilaukan mata. Tak ada suara – suara merdu dari mereka.

Lalu, apa yang sedang terjadi.
Kuteruskan perjalananku sembari berkeliling melihat keadaan.
Sebentar, ada apa ramai – ramai di sana?
Itu mereka, orang – orang itu, mereka MENANGIS, mereka MEMEGANGI KEPALA mereka sembari BERTERIAK meminta ampun pada Tuhan. Suara – suara yang terdengar ini sungguh memilukan. Hatiku pun miris mendengarnya.
Aku mendekati mereka perlahan. Ingin kutanyai mereka, namun aku enggan.

Setelah menyadari keadaan yang terjadi. Rupanya mereka telah terkena KEAGUNGANNYA. Tuhan telah menunjukkan bahwa tiada Yang Maha dari padaNya. Kemewahan mereka kini telah kembali kepadaNya, kepada pemilik yang sesungguhnya.

Mereka dikalahkan PENYESALAN, dikalahkan KEADAAN, dikalahkan EGO.

Terlambatlah mereka, Kesombongan, Harga Diri, Kemunafikan, telah menang akan diri mereka. Membelenggu jiwa dan raga mereka.
Sungguh, betapa beruntungnya diriku, diriku yang biasa, yang dikasihi Tuhan, yang selalu di ingatkan bilamana aku salah melangkah.

Hari Minggu

Seminggu genap aku telah berkali – kali melewati tempat ini.
Kali ini kulewati tanpa suara. Aku berjalan perlahan, mencoba mencerna apa yang terjadi.
Mereka kini telah hilang, sepi sekali tempat ini. Tak ada lagi yang MENATAPku dengan tatapan – tatapan itu. Tak ada.
Kini kujumpai orang – orang berbaju putih sederhana dan berkilauan. Tersenyum ramah padaku. Mereka menyapaku selayaknya aku sama seperti mereka. Tuhan mengirimkan malaikat – malaikat ini ke dunia.

Aku tersenyum. Jiwaku tenang terhanyut dalam keadaan ini.
Terimakasih, aku senang, aku tentram.
Kembali aku berlari menuju ke sana.

Nb: Sebuah karangan bebas yang saya tulis dan saya postkan di FB lalu direkomen oleh om Agoes Sanjaydutt agar saya masukkan di blog, thanks for your idea om :}}

Komentar